Durkheim
mengutamakan arti penting masyarakat, struktur, interaksi dan institusi
sosial dalam memahami perilaku manusia. Klaimnya bahwa tanpa adanya masyarakat
yang melahirkan dan membentuk semua itu, maka tak satupun yang akan muncul
dalam kehidupan kita. Baginya agama dan masyarakat tidak dapt dipisahkan,
keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Perubahan masyarakat mempengaruhi
dalam keadaan beragama, revolusi industri kemudian revolusi politik tahun
1800-an di Eropa misalnya. Durkehim membagi kondisi saat itu menjadi empat
pola: (1) tatanan masyarakat Eropa tradisional yang dulu terikat dengan tali
kekeluargaan, komunitas dan agama berganti dengan “kontrak sosial”
individualisme dan pragmatis (uang) lebih berkuasa, (2) perilaku dan moral, dan
nilai-nilai sakral dan keyakinan agama yang disetujui gereja, ditantang oleh
kepercayaan baru yang menekankan rasionalitas ingin bahagia di dunia daripada
ingin masuk surga kelak, (3) bidang politik muncul masa demokratis dalam
masyarakat arus bawah, pusat kekuasaan di arus atas masyarakat telah mengubah
kontrol sosial alami masyarakat. (4) kebebasan individual yang terlepas dari
paradigma lama telah menjanjikan kesempatan besar dengan resiko yang tidak
ringan untuk mewujudkan kemakmuran, yaitu perasaan kesepian dan terisolasi.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan dengan
perilaku-perilaku yang utuh dan selalu dikaitkan dengan yang sakral, yaitu
sesuatu yang terpisah dan terlarang. Kepercayaan Totemisme: agama suku di
Australia merupakan yang paling penting dalam masyarakat yang sangat sederhana,
karena seluruh aspek kehidupan mereka dipengaruhi oleh totem-totem. Ini merupakan
agama yang paling simpel, dasar dan asli, juga agama tertua, dialah sumber
segala jenis keyakinan keagamaan, baik agama yang menyakini roh, dewa-dewa,
binatang, planet atau bintang-bintang. Sebelum masyarakat memutuskan untuk meyakini
Tuhan,terdapat sesuatu yang lebih mendasar lagi yaitu perasaan akan adanya
sesuatu yang impersonal, maha kuasa, prinsip-prinsip totem yang menjadi fokus
utama dalam keyakinan klan. Totem adalah simbol klan dan Tuhan sekaligus,
karena Tuhan dan klan pada dasarnya adalah hal yang sama.
Dalam analisis teori tentang agama yang
dikemukakan Durkheim, bahwa keyakinan dan ritual-ritual agama adalah ekspresi
simbolis dari kenyataan sosial. Pemujaan terhadap totem sesungguhnya adalah
pernyataan kesetiaan pada klan. Memakan totem adalah penegasan dan bantuan
kepada kelompok, sebuah cara simbolis setiap anggota kelompok untuk menyatakan
bahwa kepentingan klan lebih utama dari kepentingan individu. Ritual-ritual
totem akan menjelaskan perilaku keagamaan sama dengan ide-ide tentang totem
dapat menjelaskan keyakinan religius. Konsep tentang masyarakat sekali lagi
akan memegang kata kunci. Fungsi ritual keagamaan yang jauh lebih penting
daripada keyakinan ini akan memberikan kesempatan bagi setiap anggota
masyarakat untuk memperbaharui komitmen mereka kepada komunitas, mengingatkan
bahwa dalam keadaan apapun, diri mereka akan selalu bergantung kepada
masyarakat, sebagaimana masyarakat bergantung kepada keberadaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar