Menurut pandangan Sigmund Freud, perilaku
agama selalu mirip dengan penyakit jiwa. Maka konsep yang paling tepat untuk
menjelaskan agama adalah konsep-konsep yang telah dikembangkan dalam
psikoanalisa. Illusi menurutnya adalah satu keyakinan yang kita pegangi dan
selalu benar. Misalnya, keyakinan saya akan menjadi orang besar kelak, suatu
hari keyakinan ini akan menjadi kenyataan, meskipun alasan ini saya meyakini
bukan itu, melainkan karena saya sangat menginginkannya jadi kenyataan.
Sedangkan Delusi adalah sesuatu yang juga saya inginkan jadi nyata, tapi semua
orang tahu bahwa hal itu tidak mungkin. Misalnya, saya mengatakan bahwa pada
suatu hari tinggi saya akan menjadi 8 kaki padahal meski dengan pertumbuhan
badan yang sempurna hal itu pasti tidak akan terjadi.
Freud dengan tegas mengatakan bahwa
kepercayaan kepada Tuhan Bapa bukanlah delusi, walupun dia memandang
pembicaraan tentang benar tidaknya doktrin keagamaan tidak termasuk dalam
cakupan penyelidikan saat ini, karena kita telah sama-sama tahu bahwa agama
adalah yang dalam istilah psikologi disebut illusi.
Agama yang terdapat pada sejarah awal
kehidupan manusia adalah pertanda dari sebuah penyakit dan keinginan untuk
meninggalkan agama menjadi satu-satunya indikasi menunjukkan “kesehatan”
peradaban manusia. Dalam bahasa Freud:
“Agama adalah ganguan obsesi mental secara
universal, sama seperti gangguan mental yang terjadi pada diri anak-anak. Agama
muncul karena masalah yang terjadi dengan ayah mereka. Jika anggapan ini memang
benar, maka bisa diperkirakan bahwa meinggalkan agama niscaya akan membawa
akibat fatal bagi proses pertumbuhunan dan kita mendapati diri kita dalam
keadaan yang sangat kritis di tengah-tengah fase pertumbuhan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar