Minggu, 29 Maret 2015

Religion and Personality (Sigmund Frued) dalam buku Daniel L. Pals, Seven Theories Of Religion, terj. Inyak Ridwan Muzir dan M. Syukri, Yogyakarta: IRCiSoD, 2012.

Menurut pandangan Sigmund Freud, perilaku agama selalu mirip dengan penyakit jiwa. Maka konsep yang paling tepat untuk menjelaskan agama adalah konsep-konsep yang telah dikembangkan dalam psikoanalisa. Illusi menurutnya adalah satu keyakinan yang kita pegangi dan selalu benar. Misalnya, keyakinan saya akan menjadi orang besar kelak, suatu hari keyakinan ini akan menjadi kenyataan, meskipun alasan ini saya meyakini bukan itu, melainkan karena saya sangat menginginkannya jadi kenyataan. Sedangkan Delusi adalah sesuatu yang juga saya inginkan jadi nyata, tapi semua orang tahu bahwa hal itu tidak mungkin. Misalnya, saya mengatakan bahwa pada suatu hari tinggi saya akan menjadi 8 kaki padahal meski dengan pertumbuhan badan yang sempurna hal itu pasti tidak akan terjadi.
Freud dengan tegas mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan Bapa bukanlah delusi, walupun dia memandang pembicaraan tentang benar tidaknya doktrin keagamaan tidak termasuk dalam cakupan penyelidikan saat ini, karena kita telah sama-sama tahu bahwa agama adalah yang dalam istilah psikologi disebut illusi.
Agama yang terdapat pada sejarah awal kehidupan manusia adalah pertanda dari sebuah penyakit dan keinginan untuk meninggalkan agama menjadi satu-satunya indikasi menunjukkan “kesehatan” peradaban manusia. Dalam bahasa Freud:

“Agama adalah ganguan obsesi mental secara universal, sama seperti gangguan mental yang terjadi pada diri anak-anak. Agama muncul karena masalah yang terjadi dengan ayah mereka. Jika anggapan ini memang benar, maka bisa diperkirakan bahwa meinggalkan agama niscaya akan membawa akibat fatal bagi proses pertumbuhunan dan kita mendapati diri kita dalam keadaan yang sangat kritis di tengah-tengah fase pertumbuhan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar