Minggu, 29 Maret 2015

Sedikit Ringkasan dari Studi Islam Kontemporer (Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan Antropologi dalam Mengkaji Fenomena Keagamaan) dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (ed), Metodologi Penelitian Agama: Suatu Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004.

Ada dua macam agama yang dapat dipelajari dalam berbagai disiplin ilmu sosial:
1.      Agama alam, atau sering disebut agama suku bangsa primitif (innerweltlich religion), seperti animisme, dinamisme, polyteisme, dan lainnya. Ada yang menyebut sebagai agama leluhur, kepercayaan nenek moyang, paganisme, syama-nisme dengan berbagai ritus dan praktek keagamaan, berbagai macam sesembahan seperti dewa, Tuhan, puang matua, dan lainya, yang seolah-olah ada dalam dunia kehidupan manusia, berkuasa memberikan kekuatan kesaktian pada manusia yang menguasai tata cara untuk memperoleh kesaktian itu.
2.      Agama profetis, disebut agama samawi, artinya agama yang diturunkan oleh pencipta melalui utusannya atau Nabi-Nya kepada manusia. Agama yang tergolong jenis ini adalah agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Tuhan atau yang Maha mencipta, berkuasa atas segala sesuatu (makhluk-Nya) dan berada di luar makhluk serta menentukan sendiri kehendak-Nya tanpa tergantung kepada makhluk-Nya.
Metodologi ilmiah, cara kerja untuk memahami objek yang menjadai sasaran ilmu yang sedang dikaji, yang menggunakan peralatan kerja (instrumen) dan/atau teknik, dengan ditentukan berdasarkan fakta dan teori. Ilmu-ilmu agama pada segi-seginya yang menyangkut masalah sosial, kemudian menjadi bagian yang dapat diteliti dengan metode ilmiah. Dalam pengkajian tentang Islam, segi yang dapat diteliti dan dikaji melalui metode ilmu sosial yang menyangkut aspek sosio kultural, yang diterima sebagai fenomena nyata dalam kehidupan manusia.
Studi Islam dan metode ilmiah, studi Islam yaitu pengkajian ilmu-ilmu keislaman, pengkajiannya tidak sekedar menyentuh aspek normatif dan dogmatis, juga menyangkut aspek sosiologis. Metode yang pertama harus ditemukan adalah metode pembinaan ilmuwan Islam bukanlah metode penelitian agama (Islam).
Metode ilmiah yang relevan, metode sejarah dapat digunakan untuk mengamati proses sosial budaya, digunakan untuk memahami proses persebaran agama ke seluruh persektuan hidup manusia. Dalam hal ini metode antropologi dapat berperan dengan metode pengamatan terlibat (participant observation) oleh antropolog digunakan untuk memahami perilaku yang tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Pengkajian Islam masa depan, perlu adanya gagasan pengkajian Islam yang terintegrasi yang menyatu dengan pendidikan nasional. Hal tersebut dapat menghilangkan kesan eksklusif dari hal-hal yang menggunakan predikat Islam. Butuh ulama yang dapat membina dan mengarahkan masyarakat Islam (pengembangan pembinaan kualitas iman) untuk mencapai baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur,  dengan kualitas cendekiawan muslim yang teguh imannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar